CRYPTO ACADEMY.

Jakarta, 16 Agustus 2021.
Sebelum menyentuh angka puluhan ribu dolar saat ini, harga Bitcoin di masa silam jauh lebih rendah. Mereka yang waktu itu membelinya dan menyimpannya mendapat banyak keuntungan. Seperti keluarga asal Belanda yang satu ini.
Tahun 2017 ketika Bitcoin harganya sekitar USD 900, Didi Taihuttu dan istrinya menjual seluruh aset kepunyaan mereka untuk membeli Bitcoin. Sekarang, Didi dan istri yang punya tiga orang anak ini tinggal memetik hasilnya karena harga Bitcoin melonjak sampai sekitar USD 40 ribu.
Kepada CNBC yang dikutip detikINET, Didi menyebut keluarga kecilnya menyimpan aset Bitcoin mereka di dompet fisik atau hardware yang tersembunyi di beberapa negara, berlokasi di 4 benua. Mereka hidup berpindah-pindah menjadi digital nomads.
"Saya punya dompet hardware tersembunyi di beberapa negara sehingga saya tidak perlu terbang terlalu jauh untuk mengaksesnya dalam rangka terjun ke pasar," katanya.
Ia menyatakan dua tempat penyimpanan ada di Eropa, dua di Asia, satu di Amerika Selatan dan satu lagi di Australia. Dengan demikian, mereka punya total 6 tempat penyimpanan tersembunyi untuk Bitcoin yang tak disebutkan berapa jumlahnya. Ada yang disimpan di apartemen sampai brankas
Cara penyimpanannya pun berbeda-beda. Ada perusahaan seperti Coinbase dan Paypal yang menjaga token untuk user. Sedangkan yang sudah melek teknologi memilih memegang sendiri mata uang kripto mereka di dompet hardware pribadi.
Sekadar menengok ke belakang, tahun 2017 Didi Taihuttu, istri dan ketiga anaknya melakukan likuidasi sejumlah aset mereka seperti bisnis, rumah, hingga sepatu. Mereka menukarkan semuanya dengan cryptocurrency dan mulai hidup di jalanan.
"Kami masuk ke Bitcoin karena kami ingin mengubah hidup kami," ungkap Didi. Investasi keluarga Taihuttu tidak selalu mulus. Misalnya harga Bitcoin jatuh pada tahun 2018, mereka malah menambahkan lebih banyak investasi kripto. Didi mengatakan jika dia selalu percaya jika cryptocurrency siap untuk melakukan rebound besar.
Komentarze