Penulis : PJArnawa, AWP, RFP.

Hongkong, 7 Desember 2020.
Era Industri 4.0 saat ini diwarnai dengan revolusi besar2an dalam dunia bisnis dan secara sekaligus dihambat dengan hadirnya Corona Virus, kebanyakan orang menyerah dan memilih bertahan, namun mereka yang cerdas, mampu tetap “menyerang” dan meraih impian di tengah hiruk pikuknya kekacauan karena Corona dan Maraknya Industri 4.0.
Pembaca mungkin sering mendengar apa itu Industri 4.0, istilah yang sudah sering didengungkan oleh pemerintah Indonesia maupun luar, namun sedikit dari kita yang benar2 memahami apa makna dari Industri 4.0.
Berdasarkan Wikipedia, secara sederhana, penulis ini memberikan pengertian sederhana mengenai Industri 4.0.
Era Industri selalu berubah dari tahun ke tahun.
Industri 1.0, adalah era yang diawali dengan adanya penemuan mesin uap, kerja keras manusia menjadi lebih diringankan saat itu dengan adanya penemuan ini, banyak industri mulai menerapkan mesin uap dalam memproduksi barang.
Industri 2.0, adalah era yang diawali dengan adanya penemuan Listrik, mesin Uap ditinggalkan, karena sumber tenaga menggunakan listrik sangat efisien dan bisa dipergunakan untuk banyak hal.
Industri 3,0, adalah era dimana komputer dan robot mulai diterapkan dalam banyak industri, bahkan penjualan produk bukan hanya berupa BARANG saja dijual dengan teknologi ini, penjualan JASA pun bahkan bisa dilakukan dengan perpaduan antara Komputer dan Robot.
Industri 4.0, adalah sebuah era dimana teknologi menjadi terbuka untuk siapapun, bukan hanya bisa dimiliki oleh segelintir orang pemilik usaha, komputer saling terhubung satu dengan yang lainnya tanpa batas, anda bisa mendapatkan apapun di internet secara gratis. Begitu banyak bisnis yang akhirnya tergerus dengan adanya industri ini, sesuatu yang susah didapatkan dahulu ( baca ; dibayar dengan mahal), di era ini semuanya murah.
satu contoh : Dulu Anda harus membayar mahal untuk mencari resep membuat sebuah kue, namun saat ini semua sudah tersedia di aplikasi internet. Dulu Anda harus susah payah untuk membuat sebuah film atau fotography yang bagus dan menarik, namun saat ini anda bisa dapatkan secara gratis.
Dulu anda harus belajar arsitek susah payah, namun saat ini, anda bisa jadi arsitek secara otodidak melalui program2 di Internet, membuat game website, membuat baju yang fashion, membuat aplikasi belanja online, dsbnya.

Industri 4.0 juga akhirnya turut merevolusi cara manusia bertransaksi, dari penggunaan Internet Banking Di era 3.0, saat ini mulai bergeser dengan penggunaan Cryptocurrency Atau Mata Uang Digital.
Keterbatasan di penggunaan internet bangking berikut ini, membuat penerapan industri 4.0 terhambat, sehingga para kaum milenial yang banyak terlibat di Industri ini, akhirnya mencari cara lain yang menunjang kecepatan yang dibutuhkan oleh Industri 4.0.
Hambatan yang ditemui adalah :
Kesulitan melakukan pembayaran dan transaksi lintas negara, era internet bangking tidak memungkinkan pengguna untuk transaksi lintas negara, jika hendak melakukan ini, maka pengguna harus datang ke bank dan melakukan transaksi secara manual. Salah satu cara yang bisa digunakan adalah penggunaan kartu kredit, namun seiring dengan meningkatnya kejahatan kartu kredit, pengguna milenial mulai meninggalkan transaksi di Internet dengan Kartu Kredit.
Biaya yang dikenakan untuk melakukan transaksi online dengan fasilitas perbankan saat ini sangat besar, RATA2 perbankan mengenakan Fee transaksi sekitar 2-4% dari nilai transaksi, secara Value bisnis, hal ini dianggap merugikan pengguna, apalagi rata2 mereka mendapatkan fasilitas di internet dengan biaya murah.
Lilmitasi Transaksi yang terbatas, dalam era industri 4.0, banyak perusahaan raksasa mulai melakukan transaksi lintas negara, tentunya dalam jumlah sangat besar, proses transaksi atau pengiriman uang lintas negara memiliki batasan jumlah, setiap negara memiliki regulasi MASING2, belum lagi proses KYC yang tidak mudah, membuat para ”aktivis” di era industri 4.0 akhirnya menilai bahwa ini adalah sebuah hambatan besar dalam mempercepat dan mempermudah transaksi di era industri 4.0.

Pada era Industri 3.0, sebenarnya telah ditemukan sebuah revolusi cara pembayaran Pertama di Dunia yang menggunakan TEKNOLOGI BLOCKCHAIN, yaitu BITCOIN, sekitar tahun 2008 oleh Satoshi Nakamoto.
Penciptaan Bitcoin awalnya adalah untuk melayani transaksi para GAMERS ONLINE saat itu, untuk memudahkan jual beli game lintas negara, dan pemberian Reward atau hadiah bagi pemenang Game Online.
Awal penciptaannya, harga Bitcoin hanya seharga sekitar $ 0,015 USD, jumlah yang terbatas ( 21 JUTA BTC), sementara pengguna yang makin banyak, akhirnya membuat lama kelamaan harga Bitcoin makin tinggi, bulan Desember 2020 ini, harga Bitcoin telah mencapai sekitar $ 19.288 USD, artinya selama 12 tahun, harga Bitcoin telah mengalami kenaikan 128.586.567 % !

Faktor penyebab utama kenaikan harga Bitcoin adalah pengguna yang terus bertambah terutama para “aktivis” era Industri 4.0. Pertimbangan mereka memilih BITCOIN dalam melakukan transaksi adalah sbb :
Transaksi bisa dilakukan Lintas Negara Manapun dengan Sangat Cepat ( 10 Menit), sangat Murah ( biaya transfer hanya sekitar 0,0005 BTC atau sekitar 140 Ribuan Rupiah) untuk berapapun jumlah transfernya, dan TANPA Limit ( bisa transfer dalam jumlah berapapun).
Telah tersedianya Exchanger di semua Negara di Dunia yang menerima Penukaran Bitcoin ke Mata Uang FIAT setempat ( di Indonesia ada sekitar 7 Exchanger yang terdaftar di BAPPEBTI secara legal).
Bitcoin memiliki Value yang Secara TREND Meningkat dari Tahun ke Tahun, hal ini menyebabkan individu atau perusahaan yang belum menggunakannya, jika menyimpan dalam waktu cukup, akan menikmati kenaikan Value yang lumayan memberikan keuntungan.
History Harga Bitcoin dari Tahun 2012 hingga 2020.

Kemudahan Transaksi di Era INDUSTRI 4.0 ini sangat dibutuhkan dan terpenuhi dengan hadirnya BITCOIN, oleh sebab itu, Market Cap Bitcoin akhirnya mampu mengalahkan BANK Terbesar di Dunia, JP MORGAN ( USA)
Baca Juga : Bitcoin Mengalahkan 5 Bank Terbesar di Dunia

Hari ini, 7 Desember 2020, Market Cap Bitcoin telah mencapai $ 357,767,875,205 atau sekitar 5.051 TRILIUN RUPIAH dengan Transaksi 24 Jam terakhir mencapai $ 24,946,970,384 atau sekitar 352 TRILIUN PER HARI !!!
Jika Anda saat ini adalah salah satu Aktivis di Era Industri 4.0, silahkan mulai belajar memahami Dan mengerti cara bertransaksi dengan Bitcoin, karena jika tidak, siap2 tergerus dan dikalahkan oleh mereka yang menguasai hal ini dalam bertransaksi, jadi bisnis anda bisa kalah saing dengan masalah sepele, yaitu Anda belum bisa bertransaksi dengan menggunakan Bitcoin.
Salah satu peluang yang kita bisa lihat dari hadirnya Bitcoin ini adalah, Volume Transaksi yang demikian besarnya adalah sebuah peluang bisnis yang juga luar biasa, di Era Industri 4.0 ini, kita bisa mengambil keuntungan dari Fee transaksi yang terjadi dari seluruh pengguna BITCOIN di dunia, yaitu dengan menjadi PENAMBANG Bitcoin.
Baca Juga : Apa Itu Menambang Bitcoin
Mungkin beberapa dari kita mungkin mengira bahwa menjadi penambang BITCOIN membutuhkan modal besar, betul sekali, jika Anda menjadi Penambang Pribadi ( PRIVATE POOL), namun jika Anda bergabung dalam Penambangan Bersama ( MINING POOL), anda hanya memerlukan Modal kurang lebih hanya sekitar 5,25 Juta, Anda sudah bisa bergabung di salah satu MINING POOL Bitcoin terbesar di Dunia, yaitu MINING CITY.
Selain Upah tambang, Anda juga bisa mendapatkan Penghasilan Luar biasa dengan mengembangkan bisnis pengembangan di Mining City.
Silahkan Tonton disini : Cara Membangun Bisnis Mining City.
Jadi Mengapa harus menyerah di Era Industri 4.0 ini? Apalagi menyerah karena Corona? Kita sejak lahir adalah seorang pemenang, belum waktunya Kita menyerah kali ini kan ?
Comments